Jumat, 20 September 2019


BELAJAR ILMU HISAB/ILMU FALAK

PesantrenPersatuanIslam04Cianjur – Sabtu, 21 September 2019 bertepatan dengan tanggal 21 Muharram 1441 H, Setelah Selesai melaksanakan Bai’t Santri, Proses Belajar Mengajar Pelajaran Ilmu Hisab/Ilmu Falak, yang diampu oleh Ustadz Irfan Hikmat Muslim, S.Pd.I. Kegiatan dilaksanakan di kelas 2 Mu’allimien.

Praktik Pelajaran Ilmu Hisab
 'Hisab secara harfiah 'perhitungan. Dalam dunia Islam istilah hisab sering digunakan dalam ilmu falak (astronomi) untuk memperkirakan posisi Matahari dan bulan terhadap bumi. Posisi Matahari menjadi penting karena menjadi patokan umat Islam dalam menentukan masuknya waktu salat. Sementara posisi bulan diperkirakan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam kalender Hijriyah. Hal ini penting terutama untuk menentukan awal Ramadhan saat muslim mulai berpuasa, awal Syawal (Idul Fithri), serta awal Dzulhijjah saat jamaah haji wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah) dan Idul Adha (10 Dzulhijjah).
Dalam Al-Qur'an surat Yunus (10) ayat 5 dikatakan bahwa Allah memang sengaja menjadikan Matahari dan bulan sebagai alat menghitung tahun dan perhitungan lainnya.

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

Juga dalam Surat Ar-Rahman (55) ayat 5 disebutkan bahwa Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.
الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ
Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.

Praktik Menentukan Arah Mata Angin, Menggunakan bayangan benda dari cahaya matahari

Karena ibadah-ibadah dalam Islam terkait langsung dengan posisi benda-benda langit (khususnya Matahari dan bulan) maka sejak awal peradaban Islam menaruh perhatian besar terhadap astronomi. Astronom muslim ternama yang telah mengembangkan metode hisab modern adalah Al Biruni (973-1048 M), Ibnu TariqAl KhawarizmiAl Batani, dan Habash.
Dewasa ini, metode hisab telah menggunakan komputer dengan tingkat presisi dan akurasi yang tinggi. Berbagai perangkat lunak (software) yang praktis juga telah ada. Hisab seringkali digunakan sebelum rukyat dilakukan. Salah satu hasil hisab adalah penentuan kapan ijtimak terjadi, yaitu saat Matahari, bulan, dan bumi berada dalam posisi sebidang atau disebut pula konjungsi geosentris. Konjungsi geosentris terjadi pada saat matahari dan bulan berada di posisi bujur langit yang sama jika diamati dari bumi. Ijtimak terjadi 29,531 hari sekali, atau disebut pula satu periode sinodik. (https://id.wikipedia.org/wiki/Hisab_dan_rukyat)


Materi yang diberikan dari mata pelajaran Ilmu Hisab ialah mengenai arah kiblat, menggunakan bayangan benda dari cahaya matahari. Selain arah kiblat, Ilmu Falak membahas dan mempelajari bagaimana menentukan Mawaaqitush Shalat (waktu-waktu Shalat), menghitung awal bulan hijriyyah, menghitung kemungkinan gerhana matahari atau gerhana bulan. Sehingga diharapkan setelah mengenyam pendidikan d Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur Khususnya santri mampu memanfa’atkan ilmunya di daerah asalnya masing-masing.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar